Nama Institut Seni Indonesia Padang Panjang makin berkibar di luar negeri. Salah satunya melalui pengiriman karya dalam berbagai festival internasional. Kali ini karya sendratari Siti Manggopoh, buah garapan Dr Rasmida yang dikirim ke Thailand. Persiapan akhir atau pentas pamitan karya tersebut di gelar Kemarin (12/8). Disaksikan oleh rektor beserta jajaran petinggi kampus lainnya, suguhan berlangsung dalam durasi sekitar 45 menit.

Kepada para penampil yang akan berada di Thailand hingga tanggal 19 Agustus mendatang, rektor berharap agar dapat menjaga nama baik ISI Padang Panjang. “Selama ini setiap kita mengirim pertunjukan ke luar negeri selalu mendapat apresiasi yang positif. Saya harapkan demikian juga halnya dengna karya ini,” sebutnya. Rektor mengingatkan bahwa keberangkatan kali ini merupakan atas hibah dari Kementerian, sehingga harus benar-benar tampil dengan maksimal.

“Saya juga meminta agar nantinya kepada panitia acara ditekankan untuk menyampaikan perihal ISI Padangpanjang secara rutin. Sehingga nama kita semakin terdengar di luar negeri,” sebutnya. Promosi perguruan tinggi di luar negeri seperti ini tujuannya untuk menarik perhatian berbagai perguruan tinggi yang ada di negara yang menjadi destinasi, sehingga ke depan diharapkan bisa menjalin kerjasama dengan ISI Padangpanjang.

Karya Tari Sitti Manggopoh sendiri merupakan karya yang sudah digarap sejak 3 tahun lalu. Yang di bawa ke Thailand adalah bagian ke-3 sebagai pengembangan dari 2 bagian sebelumnya. Rasmida menjelaskan, karya drama tari Sitti Manggopoh, Lengking Dendang dalam Pekat Part #3 (judul lengkap pertunjukan yang dibawa-red) terinspirasi dari sejarah tentang perjuangan Sitti Manggopoh, sebagai salah satu pejuang perempuan dari ranah Minang. “Kepahlaawanan Sitti Manggopoh memiliki nilai-nilai spiritual yang terasa sangat kontesktual hingga hari ini,” terang dosen yang akrab disapa Bunda Ras ini. Selain itu, terangnya, nilai-nilai persamaan dan kesetaraan, keadilan serta kecintaan kepada tanah air juga mengemuka dalam kisah Sitti Manggopoh.

Uniknya dalam karya kali ini, Rasmida juga mengajak dosen dan pelukis Hamzah untuk turut bergabung sepanggung. Hamzah melakukan live painting selama karya dipentaskan. “Karya ini juga merupakan salah satu upaya kami untuk mendorong pemerintah menjadikan Sitti Manggopoh sebagai tokoh pahlawan nasional dari Sumatera Barat,” sebut Rasmida.

Fadlul dari Kantor Urusan Internasional ISI Padangpanjang menjelaskan bahwa karya drama tari Sitti Manggopoh akan ditampilkan pada 3 panggung berbeda. “Pertama karya ini akan ditampilkan 15 Agustus 2019 di Cultural Terrace, kemudian 16 Agustus di Main Stage Festival, terakhir di Konsulat RI bersama karya-karya lainnya,” sebut Fadlul. (Fadhli/Humas-Pusindok)