Padangpanjang—Rektorat Institut Seni Indonesia Padangpanjang terus mengupayakan perluasan cakupan pertunjukan di luar kampus seni tertua di pulau Sumatera itu. Tidak hanya di dalam negeri, pertunjukan pun di upayakan untuk hadir di luar negeri. Salah satunya dalam berbagai event internasional. Terbaru, ISI Padangpanjang mengirim utusan untuk tampil pada ajang China Asian Theatre Weeks 2018.
Usai menyaksikan persiapan pertunjukan Galanggang yang akan di bawa pada event tersebut, rektor ISI Padangpanjang Prof Novesar Jamarun mengatakan, kegiatan ini hanya salah satu dari sejumlah upaya yang telah dilaksanakan untuk memberi kesempatan yang lebih luas bagi para seniman akademik ISI Padangpanjang menampilkan karya mereka di luar negeri.
“Menristek-Dikti pada FKI lalu sudah menitipkan pesan agar perguruan tinggi seni mampu mewujudkan dorongan bagi tumbuhnya industri kesenian bagi kemajuan ekonomi bangsa. Dengan mengirim pertunjukan kita ke luar negeri, berarti kita turut merambah pasar luar negeri. Membuka jalan bagi berbagai karya lain untuk turut hadir di tempat yang pernah dijejaki oleh karya-karya dari ISI Padangpanjang,” katanya. Disamping itu, kata rektor, pengiriman pertunjukan ini juga turut menjadi promosi bagi kekayaan karya seni Indonesia sehingga para buyer luar negeri tertarik untuk lebih intensif datang, mengamati dan kemudian membawa karya pertunjukan anak negeri ke negara mereka.
“Seluruh elemen di ISI Padangpanjang terus berupaya untuk mengakses berbagai kegiatan kesenian di dalam maupun luar negeri. Kita tentu dapat memainkan banyak peran dalam berbagai event tersebut, terutama sebagai penampil,” katanya. Agenda pertunjukan seperti yang akan di kirim ke China kali ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. “Selama sebuah karya membawa nama institusi ini ke tingkat yang lebih tinggi, kita akan terus mendukungh semaksimal mungkin,” sebutnya.
Kepada seluruh tim yang akan berangkat, rektor berharap agar dapat menampilkan yang terbaik karena kedatangan tim ISI Padangpanjang pada China Asen therater Festival bukan hanya sebagai utusan kampus, melainkan sebagai utusan Indonesia juga. “Kami sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh tim ini. Hal seperti ini akan menjadi motivasi positif bagi sleuruh pihak yang ada di dalam kampus ISI Padangpanjang. Saya yakin, karya-karya berikutnya akan terus meningkat kualitasnya karena semua pengkarya kita akan saling berpacu lantaran akses menuju panggung dalam dan luar negeri terus kita perlancar,” katanya.
Selain mengirim pertunjukan, ISI Padangpanjang juga telah mengirim sejumlah Dosen untuk mengajar ke luar negeri. “Kita juga baru saja telah mengirim dosen untuk mengikuti program bridging ke Victoria University di New Zealand, sebagai upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia kita,” sebut rektor.
Pertunjukan “Galanggang” yang disutradari oleh Dr Yusril adalah pertunjukan utama setelah pertunjukan opening sebuah karya komposisi musik yang digarap oleh Nurkholis berjudul “Carnival De Minanga Danza”. Pertunjukan yang akan dipentaskan di China pada 9 September 2018, ini berangkat dari epos klasik Minang Cindua Mato dan Bundo Kanduang. “Dalam pertunjukan ini kita akan memakai konsep physical theater, dimana estetika dibangun melalui ekspolorasi gerak tubuh para aktor,” kata Yusril. (Fadhli)